- Koker kumparan Primer (P) 3 Lilitan, Sekunder (S),1 Lilitan dengan kawat email deameter 0.4 mm
- L1, L2, L3 = 10 lilitan keameter kawat 0.7 mm dengan inti udara 0.5 mm
Hitachi
Press and hold the {MENU} button on the TV.
* Then press the {MENU} {8} {SELECT} buttons on the remote.
* To exit, press the {MENU} button on the TV or
the {EXIT} button on the remote control.
JVC:
Turn the TV on.
Using the remote control:
- Press the {INFO} buttons at the same time.
- The Service Menu will be displayed
- Use the number keys to select the category.
- Use the {VOL+} {VOL-} buttons to enter the category.
NOTE: Some models don’t have category selection.
- Use the {CH+} {CH-) buttons to select item to be adjusted.
- Use the {VOL+} {VOL-} buttons to change values.
- Press the {INFORMATION} button to exit.
Mitsubishi
# Using the remote control press:
{MENU} {0} {3} {5} {3} buttons.
{MENU} {0} {3} {5} {7} buttons.
# Then use {VIDEO} or {AUDIO} buttons to enter two different groups of adjustments.
# {VIDEO} and {AUDIO} steps along through the adjustments, and {+} {-} does the adjusting.
# Press the {ENTER} button to save the change.
# Press the {MENU} button twice to exit service menu
Panasonic
* Hold down the {VOL -} button ON THE PLASMA TV.
* Press the {RECALL} button 3 times on the remote.
* The Service Menu will be displayed.
* Use {1} {2} on remote to navigate main menu items.
* Use {3} {4} on remote to navigate sub-menu items.
* Use {VOL+} {VOL -} on remote to change item value.
* Write down all values before changing
Once a value is changed, THE CHANGE IS MADE.
* Power off to exit service mode and save.
Philips
# Press {0} {6} {2} {5} {9} {7} {INFO+} on the remote.
or
# Press {0} {6} {2} {5} {9} {7} {STATUS} on the remote.
or
# Press {0} {6} {2} {5} {9} {7} {MENU} on the remote.
# Turn the TV off to exit the Service Menu.
Pioneer
Power Down at the panel.
* Hold down {INPUT} buttons on the panel.
* Turn on the Plasma at the panel.
* The service menu will come up.
* Scroll down using the arrow keys.
* To exit, power it down.
RCA
* Turn the TV off.
* Press simultaneously the {MENU} {VOL -} {CH -} buttons for about 8-10 seconds.
* The TV will turn on with the Service Menu displayed.
* Press the {POWER} button to exit.
Samsung
# Turn on the TV on and select the input that you want to adjust.
# Turn the display off.
# In quick sequence on the remote press:
{MUTE} {1} {8} {2} {POWER} buttons.
# The TV will turn On with the Service Menu displayed.
ADJUSTMENT – TEST PATTERN – SET OPTION BYTE – FACTORY RESET
# Select the function and use the {VOL+} button to enter.
# Save settings and exit by pushing {MUTE} twice then {POWER}.
Sanyo
* Unplug the power cable.
* Press and hold the {MUTE} button on the remote control while plugging the power cable back into the outlet.
* Keep pressing the {MUTE} button until the TV powers on with the Service Menu displayed.
* Use the {CH+} {CH-} buttons to select menus.
* Use the {VOL+} {VOL -} buttons to change settings.
* Some menus might have sub-addresses. Use the numeric buttons {0} to {7} to adjust sub-item data.
* Press the {MENU} button or turn the TV off to exit.
Sharp
* Unplug the TV
* Press and hold the {VOL -} buttons.
* While holding the above buttons, plug in the TV.
* The TV will turn on with the Service Menu displayed.
* There are 5 category menus:
Deflection – Signal – Feature – Fix Value – EEPROM
* Use {CH+} {CH -} buttons to select a category.
Note: Not all models will have 5 categories.
Some will jump to ‘Signal’ category.
* Use {VOL+} to enter the category.
* Use {CH+} {CH -} buttons to select the item to be adjusted.
* Use {VOL+} {VOL -} buttons to adjust the value.
* Turn the set off to exit the Service Menu.
Sony
# Using the remote control:
# Turn the TV off.
# Press {DISPLAY} {5} {VOL+} {POWER ON} buttons.
or
Press {DISPLAY} {5} {POWER ON} buttons.
# The Service Menu will be displayed.
# Use numbers {1} and {4} to select the item to adjust.
# Use numbers {3} and {6} to adjust the value of the data.
# Press {MUTE} then {ENTER} to save new settings.
# The words “WRITE” in red will show up in the upper right corner if saved.
# Turn the TV off to exit the service menu.
Sylvania
* Press {0} {6} {2} {5} {9} {7} {INFO+} on the remote.
or
* Press {0} {6} {2} {5} {9} {7} {STATUS} on the remote.
or
* Press {0} {6} {2} {5} {9} {7} {MENU} on the remote.
* Turn the TV off to exit the Service Menu
Thomson
* With the TV in standby:
* Press and hold the {VOL -} buttons on the TV.
* Keep both buttons pressed until the TV turns On with the Service Menu displayed.
* To exit, turn the TV Off.
Toshiba
# Turn the TV on.
# Press the {MUTE} button three times on the remote.
# Press the {MUTE} button again on the remote and hold.
# Then press the {MENU} button on the TV’s front panel.
# Release both buttons
# There should be a letter “S” on the upper right of the screen.
# Press the {MENU} button on the TV’s front panel again.
# You are now in Service Menu.
# Use the {CH+} or {CH-} buttons to select the item.
# Use the {VOL+} and {VOL -} buttons to adjust the value.
# Turn the set off to exit the Service Menu.
Zenith
* Service Menu #1
Press and hold the {MENU} button on the remote and
the {MENU} button on the TV at the same time,
until the first Service Menu is displayed.
* Service Menu #2
Repeat the above sequence:
Press and hold the {MENU} button on the remote and
the {MENU} button on the TV at the same time,
until the second Service Menu is displayed.
Sistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:
NTSC digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL di gunakan di Inggris, sistem SECAM digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara.
Sistem Televisi Dasar di Dunia
Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Rangkaian Detektor Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang di redam adalah sinyal suara.
Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Didalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL (automatic brightness level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.
Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.
Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.
Rangkaian Audio
Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.
SWR Meter & Power Meter
Pada saluran transmisi yang tidak match selain gelombang datang mengalir pula gelombang pantul. Gelombang datang arahnya dari sumber ke beban (dari pemancar ke antena) sedangkan gelombang pantul dari arah yang sebaliknya (dari antena ke pemancar). Untuk mengukur daya gelombang-gelombang tersebut diperlukan Power Meter. Biasanya pada Power Meter terdapat dua skala, satu untuk daya datang dan satu lagi untuk daya pantul, skala untuk daya pantul lebih kecil dari skala daya datang.
SWR Meter (Standing Wave Ratio Meter – pengukur perbandingan gelombang tegak) digunakan untuk mengukur perbandingan gelombang datang dan gelombang pantul. Dengan kata lain SWR Meter digunakan untuk mengukur seberapa match sebuah sumber dengan beban. Prinsip kerja SWR Meter didasari Power Meter. Jika pada suatu pengukuran hanya terdapat Power Meter maka SWR dapat dihitung dari daya datang (Pf) dan daya pantul (Pr) dengan rumus sebagai berikut :
SWR = (ÖPf + ÖPr)/(ÖPf - ÖPr)
Dari rumus tersebut, pada keadaan match (Pr = 0) akan didapatkan SWR = 1. Untuk keadaan yang tidak match akan didapatkan SWR > 1. Untuk keadaan yang paling buruk dimana semua daya datang dipantulkan kembali (Pf = Pr) akan didapatkan SWR = tak hingga.
Agar daya bisa dipancarkan semaksimal mungkin, impedansi output dari penguat daya tingkat akhir harus sama dengan impedansi karakteristik saluran transmisi dan impedansi dari antena. Untuk itu diperlukan penalaan pada matching network untuk menyamakan impedansi.
Impedansi dari antena sangat tergantung pada frekuensi. Sedangkan impendasi dari saluran transmisi sama dengan impedansi karakteristik saluran jika panjang saluran transmisi tersebut adalah tak terhingga. Sehingga antena dan saluran transmisi tidak dapat dipakai sebagai acuan untuk menala matching network. Sebagai gantinya diperlukan sebuah beban yang diketahui impedansinya dengan pasti sebagai acuan (Dummy Load), yang harus bebas dari pengaruh frekuensi dan dapat menangani pembuangan daya yang besar (merubah semua daya datang menjadi panas). Impedansi Dummy Load biasanya 50 atau 75 Ohm. Induktor dan kapasitor adalah komponen yang memiliki impedansi yang tergantung frekuensi. Resistor murni tidak terpengaruh frekuensi, meskipun pada kenyataannya resistor tidak hanya bersifat resistif tetapi mempunyai sifat induktif dan kapasitif parasit meskipun kecil.
Dummy Load dapat dibuat sendiri dengan memasang paralel beberapa resistor sehingga didapatkan resistansi dan daya yang diinginkan. Resistor karbon dan resistor film mempunyai induktor parasit yang minimal sehingga banyak dipakai untuk membuat dummy load. Resistor karbon harganya lebih murah dan bisa didapatkan dengan daya lebih besar dibandingkan resistor film.
Memparalelkan beberapa resistor, selain untuk mendapatkan daya besar, dimaksud pula memperkecil induktansi liar dari resistor-resistor tersebut. Sebagai contoh dapat dipakai resistor karbon 300 Ohm / 2 Watt sebayak 6 biji yang dibubungkan secara paralel, untuk mendapatkan Dummy Load dengan daya 12 Watt dan impedansi 50 Ohm (gambar 1).
Gambar 1. Skema Dummy Load
Frekuensi Counter adalah sebuah alat untuk mengetahui besarnya frekuensi dari sebuah sinyal. Frekuensi Counter sifatnya hanya tambahan dan dapat digantikan dengan radio penerima biasa. Untuk hasil yang lebih baik dapat dipakai radio dengan tuning digital.
Pemancar FM yang dibahas pada artikel ini adalah modifikasi dari rangkaian Pemancar FM yang ada di pasaran (tipe S-083 dari Saturn). Rangkaian S-083 hanya menghasilkan daya kurang lebih 1 Watt. Dengan sedikit modifikasi, penyederhanaan dan penambahan booster akan didapatkan daya akhir 12 Watt. Rangkaian S-083 terdiri atas 3 bagian, yaknik bagian osilator, Penyangga tingkat pertama (Buffer 1) dan Penyangga tingkat kedua (buffer 2), lihat di Gambar 2 (Komponen yang diberi tanda * adalah bagian yang dimodifikasi ).
Setelah dicoba, osilator S-083 hasilnya cukup memuaskan, selain stabil osilator tersebut menghasilkan sinyal yang kuat. Karena itu bagian osilator dipakai tanpa modifikasi. Transistor di Tingkat penyangga pertama (Buffer 1) yang semula menggunakan C2053, diganti dengan transistor C930, tipe dengan harga yang jauh lebih murah dan mudah diperoleh dipasaran. Untuk keperluan itu nilai R6 diganti menjadi 10K, untuk memberi bias yang sesuai bagi transistor C930.
Kapasitor 33pF pada kaki kolektor transistor penyangga diganti dengan trimmer C8 bernilai 5-60pF untuk mempermudah penalaan. Transistor di Tingkat penyangga kedua (Buffer 2) yang semula C710 diganti pula dengan C930, dan kapastor pada kolektornya juga diganti dengan trimmer C11 bernilai 5-60 pF. Pada keluaran tingkat kedua diberi tambahan induktor dan kapasitor yang berfungsi sebagai penyesuai impedansi, sehingga Impedansi keluaran dari penyangga tingkat akhir yang kurang lebih 380 Ohm dirubah menjadi 50 Ohm.
Bagian pertama yang dikerjakan adalah osilator, setelah selesai dirakit dapat langsung dicoba, dengan cara menyalakan radio FM pada gelombang yang kosong dan atur volume radio sehingga suara desis terdengar jelas (akan lebih mudah jika dipakai radio yang mempunyai indikator tuning). Putar inti dari koker (L1) kekanan sampai maksimal. (Dengan memutar koker kekanan frekuensi yang dihasilkan osilator makin rendah.) Nyalakan pemancar FM, putar inti koker kekiri sampai desis pada radio FM hilang atau sampai indikator tuning menyala. Jika didapatkan sinyal yang kuat dan stabil, osilator dari pemancar ini telah bekerja dengan baik.
Bagian selanjutnya dapat mulai dirakit, setelah selesai dirakit, hubungkan rangkaian exciter (Gambar 2) seperti diagram Gambar3. Nyalakan catu daya dan putar kedua trimmer (C8 dan C11) pada penyangga secara bergantian sampai didapatkan daya paling besar dan SWR paling kecil. Kalau rangkaian exciter bekerja dengan baik, akan didapatkan daya kurang lebih 0,25 Watt.
Rangkaian booster 12 Watt pada Gambar4, terdiri dari dua tingkat penguat transistor yang masing-masing bekerja pada kelas C, masomg-masing input dan output penguat transistor ini diberi rangkaian penyesuai impedansi.
Penguatan tingkat pertama memakai transistor C1970. Rangkaian Penguatan ini mempunyai penguatan daya 9,2dB (8 kali), sehingga dari exciter berdaya 0,25 W seharusnya bisa dihasilkan daya 2 W. Pada kenyataannya dari keluaran penguatan tingkat pertama ini hanya menghasilkan daya 1,75 Watt, hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network.
Penguatan tingkat kedua memakai transistor C1971. Rangkaian Penguat ini mempunyai penguatan daya 10dB (10 kali). Sehingga daya dari tingkat pertama yang 1,75 W bisa diperkuat menjadi 17,5 W. Pada kenyataannya daya dari penguatan tingkat kedua hanya mencapai 12,5 Watt. Hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network dan keterbatasan dari transistor C1971.
Karena panas yang dihasilkan kedua transistor cukup besar maka jangan lupa memasang pendinginan yang cukup.
Setelah booster selesai dirangkai selanjutnya booster dapat dicoba dan ditala, dengan merangkai exciter, booster, SWR & Power Meter dan Dummy Load seperti Gambar 5. Sebelum catu daya dinyalakan, semua trimmer pada booster diputar pada posisi tengah. Pastikan catu daya yang dipakai dapat memberikan arus lebih dari 3 Ampere. Amati power meter. Power meter seharusnya menunjukkan daya beberapa watt. Putar trimmer pada booster dimulai dari bagian input sampai didapatkan daya paling besar. Ulangi beberapa kali. Seharusnya akan didapatkan daya sampai 12W.
Ditinjau dari penggunaanya, fisik optocoupler dapat berbentuk bermacam-macam. Bila hanya digunakan untuk mengisolasi level tegangan atau data pada sisi transmitter dan sisi receiver, maka optocoupler ini biasanya dibuat dalam bentuk solid (tidak ada ruang antara LED dan Photodiode). Sehingga sinyal listrik yang ada pada input dan output akan terisolasi. Dengan kata lain optocoupler ini digunakan sebagai optoisolator jenis IC.
Prinsip kerja dari optocoupler adalah :
Bisa kita perhatikan bahwa optocoupler merupakan penghubung / perantara IC STR dan rangkaian MICOM melalui transistor pada jalur power.
Cara kerjanya sederhana, pada saat TV dalam keadaan standby dan kita tekan power pada remote / TV maka pada pin power MICOM akan memberikan sinyal ke transistor lalu ke KA 431 ( semacam diode zener 3 kaki) untuk menyalakan optocoupler dan kemudian optocoupler akan men-drive pin feedback pada STR sehingga STR memulai proses switching dan kemudian TV pun menyala normal. Ini adalah proses pada saat menyalakan TV.
Tidak bisa saya sebutkan disini berapa tepatnya tegangan yang mengalir karena penerapan pada beberapa merk Tv kemungkinan berbeda tapi secara garis besar prinsipnya sama.
Lalu coba kita perhatikan lagi ternyata pin 1 pada optocoupler juga dikoneksikan dengan output transformator switching sehingga pada saat tegangan output switching berubah tegangan yang mengalir ke photodiode pada optocoupler juga akan berubah seiring dengan perubahan output switching yang selanjutnya akan berubah pula cahaya yang diberikan ke receiver di optocoupler dan tegangan yang mengalir ke F/B pada STR akan berubah sebanding dengan perubahan pada tegangan output power supply. Dan untuk selanjutnya F/B pada STR inilah yang kemudian menstabilkan tegangan output pada kisaran 125V ( tergantung merk dan ukuran TV).
Ini adalah proses pada saat menyetabilkan tegangan output menggunakan optocoupler.
Lalu apa saja kerusakan yang mungkin timbul karena kerusakan komponen ini, berdasarkan pengalaman penulis kerusakan yang mungkin timbul adalah TV matot ( mati total ), TV stand by, gambar menyempit, transformator flyback bunyi. Untuk dua kerusakan terakhir yang saya sebutkan agak jarang.
Vr = VM -VL
dan tegangan dc ke beban adalah Vdc = VM + Vr/2
Rangkaian penyearah yang baik adalah rangkaian yang memiliki tegangan ripple (Vr) paling kecil. VL adalah tegangan discharge atau pengosongan kapasitor C, sehingga dapat ditulis :
VL = VM e -T/RC
Jika persamaan (3) disubsitusi ke rumus (1), maka diperole
Vr = VM (1 – e -T/RC)
Jika T <<>-T/RC 1 – T/RC
sehingga jika ini disubsitusi ke rumus (4) dapat diperoleh persamaan yang lebih sederhana :
Vr = VM(T/RC)
VM/R tidak lain adalah beban I, sehingga dengan ini terlihat hubungan antara beban arus I dan nilai kapasitor C terhadap tegangan ripple Vr. Perhitungan ini efektif untuk mendapatkan nilai tegangan ripple yang diinginkan.
Vr = I T/C
Rumus ini mengatakan, jika arus beban I semakin besar, maka tegangan ripple akan semakin besar. Sebaliknya jika kapasitansi C semakin besar, tegangan ripple akan semakin kecil. Untuk penyederhanaan biasanya dianggap T=Tp, yaitu periode satu gelombang sinus dari jala-jala listrik yang frekuensinya 50Hz atau 60Hz. Jika frekuensi jala-jala listrik 50Hz, maka T = Tp = 1/f = 1/50 = 0.02 det. Ini berlaku untuk penyearah setengah gelombang. Untuk penyearah gelombang penuh, tentu saja frekuensi gelombangnya dua kali lipat, sehingga T = 1/2 Tp = 0.01 det.
Penyearah gelombang penuh dengan filter C dapat dibuat dengan menambahkan kapasitor pada rangkaian gambar 2. Bisa juga dengan menggunakan transformator yang tanpa CT, tetapi dengan merangkai 4 dioda seperti pada gambar-5 berikut ini
Sebagai contoh, anda mendisain rangkaian penyearah gelombang penuh dari catu jala-jala listrik 220V/50Hz untuk mensuplai beban sebesar 0.5 A. Berapa nilai kapasitor yang diperlukan sehingga rangkaian ini memiliki tegangan ripple yang tidak lebih dari 0.75 Vpp. Jika rumus (7) dibolak-balik maka diperoleh.
C = I.T/Vr = (0.5) (0.01)/0.75 = 6600 uF
Untuk kapasitor yang sebesar ini banyak tersedia tipe elco yang memiliki polaritas dan tegangan kerja maksimum tertentu. Tegangan kerja kapasitor yang digunakan harus lebih besar dari tegangan keluaran catu daya. Anda barangkali sekarang paham mengapa rangkaian audio yang anda buat mendengung, coba periksa kembali rangkaian penyearah catu daya yang anda buat, apakah tegangan ripple ini cukup mengganggu. Jika dipasaran tidak tersedia kapasitor yang demikian besar, tentu bisa dengan memparalel dua atau tiga buah kapasitor
AIWA A14-S1
GAMBAR GELAP MESKIPUN BRIGHT DAN CONTRAST DI BESARKAN,TETAP SAJA TIDAK KONTRAS.GANTI R ABL R614 :150K
AIWA C20 KER
GAMBAR HANYA RASTER ATAU JIKA ADA ,HANYA SEBENTAR DAN LANGSUNG HILANG. ATAU WARNA HANYA HITAM PUTIH.GANTI IF AFT : 656
SHARP C14JO
GAMBAR KECIL HANYA BEBERAPA SENTIMETER DITENGAH SAJA.RASTER HANYA KOSONG/BINTIK.KESALAHAN TERJADI PADA JALUR 12V.GANTI Q604 UNTUK CATUAN 12VOLT YG JUGA MENUJU KE TUNER.
SHARP EXPRESSION 51X220
tAMPIL TANPA GAMBAR DENGAN POSISI SUARA HIDUP.KADANG KEMBALI KE STANDBY ( PROTEK ).GANTI R PEMBATAS UNTUK 180V R621 :1 OHM
SANSUISV-2050J
GAMBAR TAMPAK FILCKER DAN BERGETAR DI SERTAI GARIS-GARIS TEBAL BERWARNA GELAP.GANTI c 708 : 220/50V, C 517 DAN 518 : 100/160V.JIKA DISERTAI TIMBULNYA KILATAN -KILATAN CAHAYA KECIL DARI ATAS KE BAWAH ,GANTIGANTI CF902 : 503 ATAO 500
SANYO CAP3002
MATI.DENGAN KONDISI TR.HOR SHORT. BILA DIGANTI TR.REG NYA ,TEGANGAN B+ MELUNJAK HINGGA 200V LEBIH.KERUSAKAN PADA R555 47KOHM BAGIAN OPTOCOUPLER
SANYO CG21 XS2
TV TERKUNCI PADA POSISI STANDBY.POWER MAU START TAPI KEMBALI PROTEK.PUTUSKAN JUMPER J830 ATAU GANTI FBT.
DIGITEC DM172021
TIDAK DAPAT MENYIMPAN PROGRAM SAT DI SEARCH MESKI TRAFO AFT (9074) DAN VIF(9073) BAGUS.GANTI D712 ZENER 5VOLT DEKAT IC MEMORY MN12C201D
DIGITEC BLACK BEAUTY BB2071
TEGANGAN 300V DAN 115V ADA,FBT START HANYA SEKEJAP,TEG 12V UNTUK IC OSC.HOR ADA.TV TETAP TIDAK START.GANTIC76 :180N DI REGULATOR
DIGITEC / POLYTRON DM 143031
LAMBAT UNTUK START , DI SERTAI GAMBAR YG BERKEDIP DAN BERGOYANG SERTA MENYEMPINYA LEBAR GAMBAR.GANTI C518 :100/35V. c514 : 330/35V. C515 :680/560pF. R511 :5KOHM/1%. R517 : 15KOHM/1%
DIGITEC DM143031A
PERTAMA KALI DINYALAKAN GAMBAR TAMPAK PUTIH POLOS.DENGAN SEMUA TOMBOL PANEL TAK BERFUNGSI.TERUKUR TEGANGAN UNTUK 22V HANYA ADA 12V DAN TEGANGAN 12V HANYA TERUKUR 10VOLT.GANTI R557 :330 OHM/1 WATT
POLYTRON/DIGITEC BLACKBOX SERIES
TV HANYA GARIS VERTIKAL BERDIRI.DENGAN KONDISI KOMPONEN BAGIAN HORISONTAL; C 2,2/160V DAN R 3K9/2W PUTUS.GANTI C 390 ATAU470n/250V
POLYTRON GRANDMASTER GM 1481
GAMBAR TIDAK SINKRON DAN TAMPAK LOGO DARI STASIUN TV TAMPAK DI TENGAH-TENGAH DI BATASI GARIS HITAM TEBAL ATAS BAWAH.GANTI R452 :50KOHM 1/8 WATT
POLYTRON/DIGITEC
MENGGUNAKAN IC TDA 8360/61.KERUSAKAN HANYA GARIS HORISONTAL MENDATAR SAJA.MESKI IC VERTIKALNYA NORMAL.GANTI R 401 : 2M2 OHM POLYTRON
MINIMAX SERIES MX1452G
TV HANYA KADANG KADANG MAU START DAN SULIT UNTUK MENYALA.GANTI C507 : 10/50 DENGAN 47/100V
SOLITRON SM37-98
POWER SUPPLY TIDAK START.B+ HANYA 45 VOLT.GANTI D81 : ZENER 4V7 FUJITEC
FTC 1459
GAMBAR/RASTER MENGECIL DI KIRI DAN KANAN.WARNA MENJADI HITAM PUTIH.TERJADI DROP DI TEGANGAN B+.GANTIC 517 :33/160V
JVC K SERIES AV-KT21T2
RASTER BAGIAN ATAS TERDAPAT GARIS-GARIS BLANKING PUTIH SETEBAL 2 CM.GANTI C 428 :100UF/50V.
JVC C 20 RNS
TV SERING KEMBALI KE POSISI STAND BY.MESKI TOMBOL POWER DAN PROGRAM DI TV DI PENCET TV TETAP TIDAK DAPAT START.GANTI R751 : 100KOHM
AKARI 20M88R
RASTER MEMBESAR DAN MENGECIL TAK KARUAN.GANTI D809 IN4148 REGULATOR AKARI CTV14 TIDAK ADA SUARA,KERJA IC ZILOG NORMAL.IC TA 8690AN BAGUS.GANTI Q06 : C3289.
AKARI14-20
TRANSISTOR REGULATOR (D1710) SELALU PUTUS BILA BARU DI GANTI TANPA SEMPAT MENYALA.KERUSAKAN TERJADI PADA BAGIAN FEDBACK OPTOCOUPLER YAITU R810 : 47KOHM YANG NILAINYA MEMBESAR. JIKA GAMBAR TIDAK STABIL SERING TIMBUL GARIS-GARIS SEPERTI OSC HOR TIDAK TEPAT.GANTI C DRIVER HORISONTAL 10uF/100V
JHONSON CTV147
GAMBAR CACAT BAGIAN VERTIKAL DI SERTAI GARIS -GARIS BLANKING DI 3/4 BAGIAN ATAS.DAN BILA VOLUME DI BESARKAN,GAMBAR TAMPAK SEMAKIN PARAH BERGOYANG TAK STABIL.GANTI C119 :470/50V
SONY KV20XXX
JIKA POWER DIHIDUPKAN GAMBAR KOSONG HANYA RASTER DAN SUARA LANGSUNG FULL.GANTI R627 : 4,7 OHM UNTUK SUPPLY 5,5V
SAMSUNG CS 5085
GAMBAR VERTIKAL BAGIAN BAWAH KURANG DISERTAI DENGAN GARIS-GARIS TAK MENENTU.SERTA TIMBUL SUARA MELENGKING PADA SAAT STANDBY. GANTI C407 : 330/50V
PANASONIC GOLDSOUND TC-SERIES
GAMBAR HANYA GARIS VERTIKAL MENDATAR JIKA KONDISI TERANG/NORMAL.TAPI NORMAL JIKA KONDISI BRIGHT DI REDUPKAN. GANTI R 525 : 120K / 470K
GOLDSTAR SOUNDMAX
TV STANDBY DENGAN POSISI LAMPU LED BERKEDIP-KEDIP.GANTI DIODA RU2K DI DEKAT STR 6707 DENGAN D IN4007.GANTI PULA C 330ATAU470/35.
GOLDSTAR/LG
TV SERING MATI SENDIRI KE POSISI STANDBY,JIKA POWER REMOTE DI NYALAKAN TV DAPAT KEMBALI HIDUP.TAPI KEMBALI MATI SETELAH SEKIAN JAM KE POSISI STANDBY.GANTI ELCO DRIVER HOR 10UF/100V
CRYSTAL
TV HANYA STANDBY TANPA TAHU PENYEBABNYA. GUNAKAN REMOTE,TEKAN TOMBOL POWER PADA REMOTE DAN TOMBOL OK BERSAMAAN DAN TAHAN HINGGA TV DAPAT START DENGAN SENDIRINYA.
PHILLIPS GR1225
TV LAMBAT UNTUK START.TERDENGAR SUARA MENCUIT PADA FBT.KEMUDIAN TIMBUL GAMBAR TAMPAK GELAP DENGAN DI SERTAI GARIS -GARIS HORISONTAL.DI SUSUL KEMUDIAN SUARA YG BELAKANGAN MUNCUL.ganti c5524 :82n/100V DAN C254 :220uF/35V
SHARP 21 BN1
GAMBAR TAMPAK KURANG KONTRAS.DI SERTAI WARNANYA YANG TAMPAK SMEARING.KERUSAKAN TERJADI PADA JALUR 9v YANG HANYA TERUKUR 6v.GANTI Q605 :D882 REGULATOR DARI 16V KE 9 VOLT.DARI PIN 7 KAKI FBT
FUJI ELECTRIC FCH-2100
GAMBAR DAN SUARA SANGAT LEMAH SEPERTI TANPA MEMAKAI ANTENNA.AUTO SEARCH TIDAK BEKERJA,FINE TUNING JUGA TAK BERPENGARUH.WARNA TETAP HITAM PUTIH.GANTI X-TAL 4,43
INDOTECH 20"
PADA SAAT PERTAMA DINYALAKAN GAMBAR TERANG SESAAT DAN LANGSUNG GELAP.PENGATURAN KONTRAS TIDAK BERFUNGSI.KERUSAKAN TERJADI PADA BAGIAN ABL R314 : 12OKOHM SANTEC C1428
TV POSISI STANDBY TOMBOL PANEL DAN REMOTE TAK BERFUNGSI.GANTI X-TAL PROGRAM : 10M ( 10.000 )
SANKEN BAZZONEYE ST 2181
TV HANYA POSISI STANDBY.REMOTE DAN TOMBOL PANEL TAK BERFUNGSI.TEGANGAN UNTUK 24 V DAN 12V DROP.GANTI C 541 :100/35 DAN C 553 : 470/16V
Copyright 2009 - Tohari Servis Elektronika
Theme designed by: Raycreations.net, Ray Hosting Tested by Blogger Templates
* Nyalakan TV
* Cabut kabel listrik TV, jangan di matikan memakai Remot/mati stanby.
* Tekan dan tahan VOL (-) dan (CH +) tombol depan TV.
* Saat menombol VOL (-) dan (CH +) di atas, pasang kembali kabel listrik TV itu.
* TV akan menyala dengan Layanan Menu
* Ada 5 kategori menu:
Defleksi – Musik – Fitur – Perbaiki Nilai – EEPROM
Gunakan (CH + CH -) tombol untuk memilih kategori.
Catatan : Tidak semua model akan ada 5 kategori.
Beberapa akan beralih ke ‘Sinyal’ kategori.
* Gunakan VOL (+) untuk memasukkan kategori.
Gunakan (CH + CH -) tombol untuk memilih item yang akan disesuaikan.
* Gunakan VOL + () (VOL -) tombol untuk menyesuaikan nilai.
* Balikkan menyalakan Layanan untuk keluar dari Menu